Assalamu'alaikum!

Bagaimana kabarmu hari ini?

Terbarukan, setelah lama vakum....

dhanzsity.blogspot.com adalah blog yang bersifat nirlaba dan independen. Berusaha mempublikasikan objek-objek wisata dengan objektif. Nah, semoga membantu dalam segala kebaikan!!! Thank you!!!

Foto-foto di dalam blog ini sebagian besar adalah foto pribadi yang diambil menggunakan berbagai jenis kamera. Bagi yang menginginkan foto ini dan menggunakannya, harap mencantumkan sumbernya (blog ini). Terima kasih.

(c)2012 Ardhani Aji Saputra

Senin, 21 Juni 2010

Vertically High, Gua yang Satu Ini!


Nama : Gua Luweng Jaran

Lokasi : Desa Jlubang, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan

Morfologi : vertikal kemudian horizontal dengan—mungkin—empat cabang lorong di

dalamnya—dengar-dengar ada yang menembus laut

Status : sedang dieksplor dan dipetakan oleh teman saya.

Tunggu kelengkapan informasinya!!! (dhanzsity, foto oleh A.S.)

The Return of Malang, Malang Tempoe Doeloe


Setiap setahun sekali di Kota Malang ada acara unik bernama Malang Tempo Dulu. Acara ini dihelat demi acara ulang tahun Kota Malang. Diadakan pada pertengahan bulan Mei. Acara yang untuk umum dan gratis ini diadakan di sepanjang Jalan Ijen!!!

Terdapat berbagai kedai tradisional dan berasa-kuno di sepanjang jalan. Panjang sekali. Ada sandang masa lampau, makanan tradisonal seperti gulali, permainan tradisional, pertunjukan tradisional, dan lain-lain. Dapat pula dilihat gambar-gambar Kota Malang di masa lalu. Untuk sekali kunjungan—dengan pengunjung yang berjubel—dapat dipastikan tidak bisa menjamah semuai kedai.

Tidak hanya penyedia produk tradisional yang back to age tetapi pengunjung dapat berekspresi di sini. Banyak pengunjung yang tampil mempesona hingga n****k dengan busana kuno mereka. Intinya, semua yang ada di MTD dan sekitarnya seperti tersihir oleh aura masa lampau yang penuh kenangan.

Disarankan, pergi ke acara ini berkelompok dan saling menjaga agar tidak terpisah dan aman. Harap dijaga barang-barang berharganya!!! (dhanzsity)

3, 2, 1! Action!!! Coban Pelangi


This is a great waterfall!!! Benar. Lihat saja air terjun tinggi ini, benar-benar seperti pedang yang membelah bukit. Percikan airnya di bawah seperti tumpahan susu yang manis. Dan suara gemuruhnya bagaikan gelegar guntur yang bertalu.

Ya, inilah air terjun Coban Pelangi. Terletak di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Objek ini masuk ke dalam tipe wanawisata (wisata hutan). Akses menuju lokasi—dari Kota Malang—cukup menantang. Lihat saja, ketika kunjungan, jalanan cukup lembab sehingga terasa licin pada ban (untuk pengemudi sebaiknya berada dalam kelas mahir). Morfologi jalannya menanjak dan sempit. Sebagai wanawisata, tentu saja di sepanjang jalan di sekitar objek cukup rindang: pepohonan dan bunga-bunga. Pada perjalanan juga dapat dilihat pemandangan sungai kecil.

Hmmm, hawa di air terjun sangat sejuk—tentu saja didukung oleh butir-butir percikan air. Kalau beruntung, butiran air tesebut akan menampilkan pesona pelangi di dinding tebing dengan syarat tambahan cuaca harus cerah dan sebang tidak hujan—mainly, there’s sunshine there. Itulah mengapa namanya Coban Pelangi.

Fasilitas boleh juga. Ada tempat parker yang dijamin aman, toilet, loket tiket standar, mushalla, dan berbagai tempat menjual kudapan. Di sekitar objek juga terdapat jalan yang menuju ke Gunung Bromo lho. Untuk menikmati pesona ala mini, hanya perlu merogoh kocek Rp 3.000,00. Jika biaya parkir sebesar Rp 1.000,00 dan sudah membawa bekal sendiri, membawa uang saku Rp 10.000,00 saya kira sudah cukup. Ha ha ha…. (dhanzsity dibantu oleh N.D.K. dan C.D.N.)

Jawa Timur Park, Delicious



Hmmm, seenak makanan, begitulah rasanya mengunjungi objek wisata unik JTP alias Jawa Timur Park. JTP terletak di Kota Wisata Batu dengan posisi di dataran tinggi (banyak pegunungan dan perbukitan di sekitarnya), sehingga view bisa mendukung pemandangan kota—di bawah. JTP berdekatan dengan wisata buah, bunga, dan JTP II—yang masih dalam tahap penyelesaian. Dengan posisi di dataran tinggi, maka udara di dalam maupun sekitar JTP terasa sejuk dan nyaman. Akses menuju lokasi termasuk cukup menantang dalam hal tanjakan, tetapi dengan fasilitas jalan yang memadai, tantangan tersebut menjadi tidak terasa.

Kompleks JTP dimulai—seperti biasa—oleh pos tiket dan gerbang pemeriksaan. Pemeriksaan? Ya, gelang tiket seharga Rp 35.000,00 (per pengunjung dengan tinggi lebih dari 85 cm) dipastikan melingkar di pergelangan tangan oleh petugas—dan, pemeriksaan apakah kalian membawa nasi, lontong, atau mi sebagai bekal. Ssst, memang tidak boleh membawa bekal tersebut (apalagi bom—hehe) karena di dalam lokasi terdapat kedai yang menyediakan berbagai jenis hidangan istimewa. Tentu saja kedai dari para wirausahawan yang menyewa lahan JTP. Jika Anda ingin lebih hemat, dipersilakan membawa bekal berupa makanan dan minuman ringan yang mampu mendukung ketahanan lambung karena tur di dalam lokasi JTP memakan waktu hingga sore.

Tur JTP dimulai oleh wahana budaya nusantara dan ilmu pengetahuan sepanjang masa. Tur sesuai rute diteruskan pada kebun mini dan miniatur berbagai candi dan arcanya. Sebenarnya ada banyak wahana yang saya lewatkan karena pengaruh waktu dan teman-teman. Hingga akhirnya tur dilanjutkan pada wahana permainan modern seperti Star Chase, Colombus (yang sangat menegangkan), Coaster berbagai tipe, Rumah Hantu, Rumah Hantu 3D, Taman Sesat, Boom Boom Car, hingga Waterboom. Nah di sinilah waktu menunjukkan lebih dari waktu shalat Dhuhur dan rasa lapar yang menggugah. Masih banyak wahana yang apik dan unik, seperti Rumah Reptil, Rumah Burung, akuarium raksasa, tempat bermain anak, kawasan belanja (oleh-oleh, pakaian, hewan peliharaan, tetumbuhan, dan lain-lain). Tidak lupa terdapat fasilitas umum seperti toilet (waw, banyak sekali), mushalla, permainan khusus anak, penitipan, dan masih banyak lagi.

Kesimpulannya, tidak akan rugi dengan berwisata ke JTP. Harga pas. Rasa puas. Dan menyenagkan…. Jangan lupa membawa kamera, pasti ada gunanya kok—dan minuman. He he he…. (dhanzsity).

Tragedi Pantai Klayar, Arggghhh….




Mengapa namanya mengerikan? Oh tidak, hanya trauma. Tapi lupakan saja.

Ha ha, saya suka sekali dengan pantai ini karena baru sekali pernah mengunjungi pantai ini. Selain indah—dan memang benar-benar indah, pantai ini memberikan kenangan yang tak akan terlupakan.

Pantai Klayar terletak di Desa Kalak Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Dari kota, memakan waktu maksimal 2 jam. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi jalan yang tidak bagus dan cukup membahayakan: banyak lubang-lubang yang member kejutan. Jalan yang mendekat ke lokasi didomianasi oleh tanjakan dan turunan dengan tingkat kemiringan yang boleh juga. Tetapi ketika 100 meter dari lokasi, akan terbayar semua kelelahan yang tercurah.

Ada dua lokasi di pantai yang saya kunjungi. Pertama seperti terlihat pada gambar ke dua. Kami (saya dan teman-teman SMA) duduk di atas dan memandang deburan ombak yang bisa menelan apa saja. Lokasi kedua berupa ciri khas Pantai Klayar, yaitu pancuran laut. Apa? Ketika ada ombak besar, air menerjang karang besar yang berlubang sehingga tekanan air mengakibatkan adanya semburan mirip pancuran ke permukaan. Tapi sayang, best moment ini tidak terekam.

Untuk tiket, ditarik oleh orang-mirip-warga-sekitar. Ber-delapan bisa dibayar Rp 10.000,00—seingat saya. Letak pantai yang cukup jauh dari pusat kota dan pemerintahan mengakibatkan pantai ini belum terkelola dengan baik. Masih perlu adanya fasilitas pendukung yang lengkap. Jika sudah ada the passion of beach, kenapa tidak untuk fasilitasnya. (dhanzsity untuk A.R., A.D., H.R.S.P., V.N.F., D.D.C., dan C.D.N.—jangan ulangi satu hal itu ya!!!)