Assalamu'alaikum!

Bagaimana kabarmu hari ini?

Terbarukan, setelah lama vakum....

dhanzsity.blogspot.com adalah blog yang bersifat nirlaba dan independen. Berusaha mempublikasikan objek-objek wisata dengan objektif. Nah, semoga membantu dalam segala kebaikan!!! Thank you!!!

Foto-foto di dalam blog ini sebagian besar adalah foto pribadi yang diambil menggunakan berbagai jenis kamera. Bagi yang menginginkan foto ini dan menggunakannya, harap mencantumkan sumbernya (blog ini). Terima kasih.

(c)2012 Ardhani Aji Saputra

Selasa, 27 Juli 2010

Parodi Monumen Jenderal Sudirman yang Tragis


Saya pernah mengunjungi monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman pada tahun 2007, sebelum diresmikan sebagai Tempat Wisata Bertaraf Internasional oleh Presiden SBY pada tahun 2008. Tidak mengira dan menyangka ada berita heboh tentang pelelangan monumen tersebut. Jadi tertarik untuk menulisnya. Gambar ke dua merupakan monumen yang terletak di Tumpak Rinjing, Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (yang ini tidak dilelang). Dan gambar ke pertama-lah patung yang dilelang.

Monumen setinggi 8 meter ini berdiri di atas lahan seluas 10,7 hektare, Bukit Gandrung, Desa Pakisbaru, Nawangan, Pacitan, Jawa Timur (dengan ketinggian 900 meter dpl). Monumen perunggu ini digagas dan dibangun dengan biaya sendiri oleh Roto Suwarno. Roto Suwarno adalah anak buah Jenderal Sudirman semasa bergerilya. Sehingga Roto Suwarno merupakan ahli waris dari tempat bersejarah tersebut. Dengan bantuan seniman patung Saptoto dan kontraktor PT. PP, jadilah monumen historis ini berdiri megah.

Pengunjung kawasan wisata bersejarah ini cukup tinggi untuk ukuran tempat wisata bersejarah di Pacitan. Setiap harinya mampu mencapai jumlah pengunjung rata-rata 250 orang, dan pada saat Lebaran mampu meraih pengunjung sebesar 5.965 orang. Ckckck…. Pengunjung berbondong-bondong datang menggunakan bus atau truk, yang biasa berasal dari Wonogiri, Ponorogo, Madiun, Trenggalek, dan Malang serta—tentu saja—masyarakat lokal.

Tapi sayang, berita buruk menyeruak akhir-akhir ini. Ahli waris menyatakan pelelangan terhadap monumen tersebut plus Rumah Kuno yang digunakan Jenderal pada tahun 1949 pada masa pendudukan Jepang. Dengan media online berupa blog, paket dilelang dengan harga awal Rp 40 miliar. Berita lelang diterbitkan dalam 6 bahasa.

Tentu saja dan tentu saja, Pemerintah Kabupaten Pacitan tidak menyetujui pelelangan tersebut. Melanggar aturan, menurut pemkab dan masyarakat. Entah apa sebab pasti pelelangan tersebut. Mungkin karena tidak ada biaya karcis di monumen tersebut, sehingga tidak membuahkan income, hehehe. Menurut kabar, pemkab juga mau mengganti paket lelang dengan Rp 4 miliar, tapi angka tersebut kan sepersepuluh harga penawaran…. Kurang…. Bandingkan dengan negara Malaysia dan Italia yang desas-sesusnya menawar dengan harga Rp 50 miliar.

(dari berbagai sumber oleh dhanzsity, foto oleh C.D.N. dan A.S.)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

katanya kalau denger suara adzan, patung ne bisa jalan lho..
Eh,msh dibuka utk umum gk??
(dita, geo '08)

Ardhani Aji Saputra mengatakan...

ya, yag asli, soale mau ibadah shalat....
belum menjenguk neh....

Belly Surya Candra Orsa mengatakan...

Great Blog..!!!! Keep Blogging.... :)

Ardhani Aji Saputra mengatakan...

Thanks.