Kamis, 23 Juli 2009
Entah-Apa di Pantai Srau, Adakah yang Tahu Apakah Ini? Aku Tahu!!!
Setelah meraukan hipotesis tentang benda aneh di Pantai Srau beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya berkeyakinan bahwa hipotesis tersebut benar. Benda aneh berwarna biru metalik, seperti balon kecil yan menembung, dan cukup banyak ini adalah ubur-ubur.
Ubur-ubur beracun.
Ubur-ubur tersebut munkin saja terdampar. Karena menurut sumber yan saya ketahui, pada periode Juli-Agustus meman terjadi migrasi besar-besaran--termasuk di sepanjang pantai selatan Jawa. Sebagian ubur-uburlah yan terdajmpar dan tidak dapat mengikuti arus lagi.
Pada siaran berita di TV, malah telah ada korban yang tersengat ubur-ubur di Pantai Parangtritis. Lima wisatawan dalam negeri tersebut merasakan sensasi seperti terkena api. Pertolongan pertama yang dilakukan adalah membasuh luka dengan air bersih agar racun tidak menjalar. Tim SAR juga menyarankan agar korban menjemur luka di bawah terik matahari dan mengolesi luka dengan balsem untuk mengurangi rasa sakit.
Aklhirnya Penjaga Pantai mengeluarkan larangan untuk mandi atau berair ria di Pantai Parangtritis. Mungkin begitu jua di Pantai Srau. (dhanzsity)
Label-kunci
Lingkungan,
wisata
Sabtu, 18 Juli 2009
Pulau Komodo! Gantikan Borobudur kita!!!
Pada tahun 1910 Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn va Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan naga menyerupai monster di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh salah satu komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Setelah Candi borobudur tidak masuk dalam kategori Tujuh Keajaiban Dunia, kini Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI berjuang keras agar Taman Nasional Pulau Komodo bisa masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia kategori taman nasional. Jika target ini tercapai, akan berdampak besar terhadap industri pariwisata, karena wisatawan mancanegara diyakini akan banyak berkunjung ke Indonesia.
Data yang dihimpundari situs www.new7wonder.com menyebutkan, sebanyak 222 negara mendominasikan 261 daerah-daerah tujuan wisata, untuk memperebutkan tujuh kategori keajaiban dunia. Hingga 7 Juli 2009, voting untuk menetapkan 77 unggulan, peringkat 1-11 untuk tujuh kategori. Dari 77 diperas lagi menjadi 21 kandidat atau tiga kandidat masing-masing kategori. Setelah itu, bulan September 2009 pihak New7wonder Foundation baru ditetapkan Tujuh Keajaiban Dunia. (dari berbagai sumber)
Label-kunci
Lingkungan,
wisata
Kamis, 16 Juli 2009
Hutan-ku....
Jika kau melewati jalan di atas laut di sekitar daerah Tamperan, kau akan melihat hutan alam yang masih cukup baik. Hutan ini adalah salah satu konservasi alami yang harus dilindungi. Yang menjadi masalah adalah seringnya terjadi tanah longsor di sepanjang jalan di hutan ini. Salah satu sisi jalannya masih menggantungkan satu bongkahan batu yang besar dan menakutkan--yang dapat meremukkan truk jika sampai jatuh.
Dari sini kau juga bisa melihat dermaga di dekat Pantai Teleng Ria yang cukup "keren" dan memesona....
Label-kunci
Lingkungan,
wisata
Senin, 13 Juli 2009
Entah-Apa di Pantai Srau, Adakah yang Tahu Apakah Ini?
Sabtu, 11 Juli 2009 aku pergi ke Pantai Srau dan temanku menemukan benda biru seperti balon dan berjumlah cukup banyak. Hipotesis pertama sih ubur-ubur, dan menurut temanku memeang ubur-ubur beracun kelas ke-berapa begitu. Mungkin kalian tahu? Jadi tidak banyak yang bisa kutulis di sini.... (dhanzsity)
Label-kunci
Lingkungan,
wisata
Sabtu, 04 Juli 2009
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Sukorejo, Sudimoro, Pacitan.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Sukorejo seolah menjadi obyek wisata dadakan. Tiap akhir pekan atau hari libur, puluhan orang selalu memadati area Cagak Telu yang berada di puncak bukit, seberang proyek. Di lokasi peristirahatan tersebut, pengunjung dapat menikmati pandangan bebas ke kawasan megaproyek PLTU serta menghirup segarnya udara alam dari laut lepas.
Uniknya, bukan hanya warga sekitar yang menjadikan Proyek PLTU Sudimoro sebagai tujuan wisata. Banyak warga kota tetangga yang sengaja meluangkan waktu membuktikan kemegahan proyek prestisius tersebut. Sunarto (25) warga Dongko Kabupaten Trenggalek mengaku, kedatangannya bukan kali pertama. Meskipun sejumlah obyek wisata di daerahnya telah ia datangi, namun ia merasakan sesuatu yang berbeda ketika menginjakkan kaki di Sudimoro.
“Kami datang kesini bareng teman-teman. Biasanya kalau musim liburan rombongan kami lebih banyak lagi,” tutur pria lajang itu.
Bagi warga setempat, kedatangan wisatawan ke kawasan sekitar PLTU seakan menjadi berkah tersendiri. Bahkan, lokasi cagak telu yang sebelumnya identik dengan bukti bebatuan yang tandus kini banyak ditumbuhi warung makanan dan minuman. Sedikitnya ada empat bangunan semi permanen yang bertengger diatasnya lengkap dengan sarana parkir.
Di tempat sejuk itu, wisatawan dapat menikmati tontonan baru berupa aktivitas proyek sambil merasakan lezatnya aneka makanan, mulai camilan hingga mekanan pengganjal perut seperti bakso dan mie ayam. Tak terkecuali beragam jenis minuman mulai kelapa muda hingga kopi juga tersedia.
Kartinem (43) warga Desa Bubakan, Sudimoro mengatakan sejak PLTU dibangun setahun lalu warung yang dikelolanya maju pesat. Bahkan tidak tanggung-tanggung ia sengaja memboyong kios dari rumahnya ke lokasi dekat PLTU. Diatas lahan milik pemerintah desa itu Kartinemmembuka usaha makanan dan minuman dari pagi hingga sore.
“Lumayan mas, kalau pas ramai sehari bisa dapat 50 ribu sampai 100 ribu rupiah,” ungkapnya gembira.
Kisah dari PLTU Sudimoro ini mungkin hanya secuil fenomena dari besarnya manfaat ekonomi akibat proyek raksasa tersebut. Bukan hanya energi listrik sebesar 2 kali 315 megawatt yang akan dihasilkan diharapkan mampu menopang kebutuhan listrik nasional, namun jika dikelola dengan baik mata rantai keberadaannya terbutki membawa kesejahteraan bagi banyak orang.
Label-kunci
teknologi
Langganan:
Postingan (Atom)